Saturday, November 22, 2008

Masjid Azizi: Berlian di Tanjungpura

Kubah

Jatuh cinta itu sudah dirasakan sejak pandangan pertama. Begitulah yang penulis rasakan ketika pertama kali melihat mesjid ini beberapa tahun lalu. Sayang kesempatan untuk mengunjunginya lagi baru terlaksanakan September lalu.

Namanya Masjid Azizi, terletak di Tanjungpura, sebuah kota kecamatan kecil yang belum melupakan kemelayuannya. Masih banyak rumah tradisional berbahan kayu dengan tangga yang berdiri dengan eloknya di kota ini. Walau tentu saja modernitas adalah sesuatu yang tak dapat di tolak. Rumah-rumah berarsitektur Melayu ini pun mesti bersaing dengan rumah modern yang angkuh.

Syahdan, Azizi dan Tanjungpura merupakan milik Kesultanan Langkat. Mesjid dibangun pada masa pemerintahan Sultan Abdul Aziz Djalil Rachmat Syah (1897-1927) dan diresmikan pada 12 Rabiulawal 1320 Hijriah atau tepatnya 13 Juni 1902. Kini nama kerajaan pendirinya diabadikan dalam nama sebuah kabupaten, Kabupaten Langkat.

Tak banyak memang yang tahu kerajaan ini. Pamornya kalah oleh Kerajaan Deli dengan Istana Maimoon-nya yang memang berlokasi di Kota Medan. Padahal Kesultanan Langkat cukup makmur dengan perkebunan karet dan cadangan minyak di Pangkalan Brandan. Kesultanan ini runtuh bersamaan dengan meletusnya Revolusi Sosial tahun 1946. Pada saat itu banyak keluarga kesultanan Langkat yang terbunuh. Namun kejayaan mereka tak hilang ditelan waktu. Mesjid Azizi masih menyimpan kenangan akan kerajaan ini.

Kenangan tersebut terlihat pada pemakaman istimewa yang berada dalam bangunan berpagar dan terbuat dari bahan seperti marmer putih. Itulah makam keluarga kesultanan. Di sampingnya terdapat pemakaman dengan nisan bermacam ragam dan berjumlah ratusan. Diantaranya tampak kuburan Amir Hamzah, penyair Indonesia dari angkatan Pujangga Baru, dengan salah satu karya terkenalnya: Nyanyi Sunyi.

Arsitektur Mesjid Azizi merupakan perpaduan corak Timur Tengah dan India. Ada lebih dari sembilan kubah kecil yang terdapat bagian atap. Ciri khas Timur Tengah dan India tersebut dikombinasikan dengan corak Melayu, Persia dan China.

Keanekaragaman itu tercermin dari ornamen-ornamen mozaik dan pualam bernuansa Timur Tengah. Sementara pengaruh Cina bisa dilihat dari menara yang menjulang di pelataran mesjid. Hal serupa juga ditemukan pada bagian pintu dengan ukir-ukiran khas Cina mirip yang terdapat di kelenteng. Bangunan utama Masjid Azizi merupakan perpaduan arsitektur bercorak Timur Tengah dan India yang megah dengan banyaknya kubah. Ada lebih dari sembilan kubah kecil yang terdapat pada atapnya.


Azizi adalah mesjid yang kaya. Bukan karena biaya pembangunannya mencapai angka 200.000 ringgit. Kekayaannya tampak dari arsitektur dengan banyak ciri dan tradisi. Kekayaan ciri itulah yang menjadikan Azizi indah dipandang. Mesjid ini bahkan lebih indah dari istana sang sultan sendiri. Tak salah jika Azizi dianggap Berlian dari Tanjungpura. (nisya)

No comments: